Kurikulum Merdeka, sebagai terobosan baru dalam pendidikan Indonesia, membawa paradigma baru dalam hal penilaian pembelajaran. Pelaporan hasil belajar dalam Kurikulum Merdeka dirancang untuk memberikan informasi yang komprehensif tentang kemajuan dan potensi peserta didik.
Membuka Jalan bagi Pelaporan yang Bermakna
Pelaporan hasil belajar dalam Kurikulum Merdeka tidak hanya terpaku pada nilai angka, tetapi juga mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan peserta didik, seperti:
- Kognitif: Kemampuan peserta didik dalam memahami dan mengaplikasikan pengetahuan.
- Afektif: Sikap dan nilai-nilai yang dimiliki peserta didik.
- Psikomotorik: Keterampilan dan kecakapan peserta didik dalam melakukan berbagai aktivitas.
Bentuk Pelaporan Hasil Belajar dalam Kurikulum Merdeka
Pelaporan hasil belajar dalam Kurikulum Merdeka dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti:
- Deskripsi: Deskripsi tertulis tentang kemajuan peserta didik dalam setiap aspek perkembangannya.
- Portofolio: Kumpulan karya peserta didik yang menunjukkan perkembangannya selama proses pembelajaran.
- Konferensi orang tua: Pertemuan antara guru, orang tua, dan peserta didik untuk membahas kemajuan belajar.
- Laporan kemajuan belajar: Laporan yang memuat informasi tentang kemajuan belajar peserta didik secara keseluruhan.
Prinsip-Prinsip Pelaporan Hasil Belajar dalam Kurikulum Merdeka
Pelaporan hasil belajar dalam Kurikulum Merdeka berlandaskan pada beberapa prinsip, yaitu:
- Berpusat pada peserta didik: Pelaporan hasil belajar dirancang untuk mendukung dan memandu peserta didik dalam mencapai potensinya.
- Holistic: Pelaporan hasil belajar tidak hanya mengukur aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik.
- Berkelanjutan: Pelaporan hasil belajar dilakukan secara berkelanjutan untuk memantau kemajuan peserta didik.
- Autentik: Pelaporan hasil belajar menggunakan konteks dan masalah yang relevan dengan kehidupan nyata.
- Terbuka dan transparan: Kriteria penilaian dikomunikasikan secara jelas kepada peserta didik dan orang tua.
Halaman Selanjutnya