Pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan yang signifikan dengan diberlakukannya Kurikulum Merdeka. Konsep ini memberikan kebebasan kepada sekolah untuk menyusun kurikulum sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Salah satu aspek penting dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka adalah Praktik Penyusunan ATP dalam Modul Ajar. Artikel ini akan membahas betapa pentingnya praktik ini dalam menunjang keberhasilan Kurikulum Merdeka.
1. Mengukur Pencapaian Kompetensi Lokal
Pentingnya ATP terletak pada kemampuannya untuk mengukur pencapaian kompetensi lokal. Dalam modul ajar Kurikulum Merdeka, guru memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan materi dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya. ATP memberikan gambaran nyata tentang sejauh mana peserta didik memahami dan menguasai materi yang disampaikan sesuai dengan konteks lokal.
2. Mendorong Pembelajaran Kontekstual
Dengan menyusun ATP dalam modul ajar Kurikulum Merdeka, guru dapat lebih mudah mengintegrasikan pembelajaran kontekstual. ATP memungkinkan guru untuk menciptakan soal-soal yang relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, mengaitkan konsep pembelajaran dengan situasi nyata di sekitar mereka. Hal ini tidak hanya meningkatkan daya serap materi, tetapi juga merangsang minat belajar peserta didik.
3. Fleksibilitas dalam Penggunaan Sumber Belajar
Praktik penyusunan ATP juga memberikan fleksibilitas dalam penggunaan sumber belajar. Guru dapat menggabungkan berbagai materi dan sumber informasi yang tersedia, termasuk penggunaan teknologi. Penggunaan modul ajar Kurikulum Merdeka yang bersifat dinamis memungkinkan guru menciptakan variasi soal yang lebih menarik dan dapat memicu pemikiran kritis peserta didik.