Asesmen merupakan elemen penting yang tidak boleh diabaikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Asesmen itu sendiri adalah usaha untuk mengumpulkan informasi atau data mengenai siswa, dari proses hingga hasil belajar. Artikel ini akan membahas tahapan asesmen diagnostik secara lengkap.
Tujuan dari asesmen ini adalah untuk memahami kinerja siswa dalam kegiatan pembelajaran. Ada berbagai jenis penilaian yang dapat digunakan oleh guru, salah satu yang populer saat ini adalah asesmen diagnostik kognitif dan non-kognitif.
Asesmen diagnostik, atau asesmen awal, adalah bentuk pra-penilaian. Pada tahapan asesmen diagnostik ini, guru melakukan evaluasi pengetahuan, kekuatan, keterampilan, dan kelemahan siswa sebelum pembelajaran dimulai.
Ini berarti sebelum merancang kegiatan belajar, guru perlu mengetahui siapa yang akan diajar, kondisi mereka, dan sebagainya. Dengan cara ini, rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru akan lebih tepat sasaran dan memberikan hasil yang maksimal.
Asesmen ini sangat membantu guru untuk mengidentifikasi kondisi masing-masing siswa. Guru juga dapat merancang pembelajaran yang lebih efisien dan bermakna. Bahkan, model penilaian ini juga sangat sesuai dengan model pembelajaran yang ada diterapkan pada Kurikulum Merdeka Belajar, yaitu pembelajaran berdiferensiasi.
Tentunya, hal ini membuat guru lebih memahami kualitas setiap siswa sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.
Sebenarnya, asesmen diagnostik bukanlah bentuk penilaian yang baru. Namun, sejak pandemi COVID-19 yang membawa banyak tantangan bagi pendidikan, asesmen ini kembali mendapat perhatian. Ada beberapa alasan mengapa asesmen ini menjadi penting, antara lain:
1. Tujuan pembelajaran tidak tercapai.
2. Terjadinya learning loss, yaitu penurunan kemampuan siswa.
3. Siswa mengalami kesenjangan kompetensi karena perbedaan akses dan dukungan, seperti koneksi internet dan sumber belajar.
4. Munculnya masalah psikologis dan emosional pada siswa, yang sebagian disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi dan pembelajaran daring selama pandemi.
5. Risiko siswa putus sekolah meningkat.
Dengan faktor-faktor di atas, banyak lembaga pendidikan mencari solusi terbaik dengan melakukan penilaian awal secara berkala. Dengan cara ini, guru dapat meminimalisir masalah selama pembelajaran dan meningkatkan semangat serta minat siswa dalam belajar.
Kriteria Asesmen Diagnostik
Seperti yang sudah disebutkan, asesmen diagnostik, baik kognitif maupun non-kognitif, bertujuan untuk mengetahui kemampuan setiap siswa. Guru tidak hanya menilai, tetapi juga menganalisis perbedaan setiap anak. Dengan demikian, guru dapat menyiapkan pembelajaran yang sesuai dan layak bagi semua peserta didik.
Tingkatkan Literasi, Info Pendidikan dan Diklat Bersertifikat 32JP gratis melalui Channel telegram “Info Diklat Gratis” link berikut https://t.me/infofreediklat32JP
Info Honorer,Tunjangan dan Sertifikasi melalui Channel telegram “Portal Berita Guru link berikut https://t.me/PortalBeritaGuru
Halaman Selanjutnya
Seperti dokter yang mendiagnosis penyakit, guru dengan asesmen ini