Terkait dengan berbagai macam model pembelajaran abad 21 yang dianggap efektif untuk mengintegrasikan teknologi dan fleksibel diterapkan pada berbagai tingkatan usia, jenjang pendidikan, dan mata pelajaran, guru dapat menyesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing.
Dalam konteks pendidikan, model pembelajaran yang efektif sangat berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Model pembelajaran biasanya digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan ajar, dan membimbing kegiatan pembelajaran di kelas atau di tempat lain.
Secara umum, model pembelajaran mencakup kerangka konseptual dengan prosedur sistematis untuk mengorganisasikan proses belajar guna mencapai tujuan tertentu, serta berfungsi sebagai panduan bagi perancang pembelajaran dan pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Model pembelajaran sendiri memberikan berbagai manfaat bagi guru dan siswa, di antaranya:
Bagi Guru
1. Memudahkan pelaksanaan tugas pembelajaran karena langkah-langkah yang diambil disesuaikan dengan waktu yang tersedia, tujuan yang ingin dicapai, kemampuan daya serap siswa, dan ketersediaan media.
2. Memudahkan guru untuk menganalisis perilaku siswa secara individu maupun kelompok dalam waktu yang relatif singkat.
3. Membantu guru dalam menyusun bahan pertimbangan dasar untuk merencanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) guna memperbaiki atau menyempurnakan kualitas pembelajaran.
4. Berfungsi sebagai alat untuk mendorong aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Bagi Siswa
1. Memberikan kesempatan yang luas untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2. Memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
3. Meningkatkan semangat belajar serta ketertarikan mengikuti pembelajaran secara penuh.
4. Memungkinkan siswa untuk menilai atau melihat kemampuan pribadi mereka di dalam kelompok secara objektif.
Model Pembelajaran Abad 21
Berikut ini merupakan macam model pembelajaran abad 21 yang perlu diketahui oleh para guru yaitu:
- Discovery learning
Belajar melalui eksplorasi, investigasi, penemuan, dan verifikasi. Misalnya, guru meminta siswa untuk menelusuri faktor penyebab banjir di daerah setempat. Siswa bekerja dalam kelompok, mewawancarai penduduk setempat, mencari informasi di internet (dengan bimbingan sesuai usia), lalu membuat kesimpulan dan mempresentasikannya.
2. Pembelajaran berbasis proyek
Proyek memiliki tujuan tertentu dalam bentuk produk, dan siswa merencanakan cara mencapai tujuan dengan panduan pertanyaan yang menantang.
Contohnya, siswa SMK Kewirausahaan diberikan pertanyaan tentang produk kreatif berbahan lokal yang memiliki nilai tambah ekonomis. Siswa bisa melalui tahapan eksplorasi ide, pengembangan gagasan, pembuatan prototipe produk, uji coba produk, dan pemasaran.
Teknologi bisa digunakan untuk mencari informasi, membuat sketsa produk, menguji produk melalui survei online, dan sebagainya.
Tingkatkan Literasi, Info Pendidikan dan Diklat Bersertifikat 32JP gratis melalui Channel telegram “Info Diklat Gratis” link berikut https://t.me/infofreediklat32JP
Info Honorer,Tunjangan dan Sertifikasi melalui Channel telegram “Portal Berita Guru link berikut https://t.me/PortalBeritaGuru
Halaman Selanjutnya