Asesmen Diagnostik adalah penilaian yang dilakukan secara khusus untuk mengidentifikasi karakteristik, kompetensi, kekuatan, dan kelemahan metode belajar siswa, sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda dari setiap siswa. Maka dari itu guru harus mengetahui pentingnya melakukan asesmen diagnostik.
Dengan asesmen ini, guru dapat menyesuaikan metode atau model pembelajaran untuk menyampaikan materi sesuai kemampuan siswa. Paradigma pendidikan masa depan menekankan pembelajaran yang menyenangkan dan bermanfaat bagi pengembangan keterampilan, karakter, dan kesejahteraan psikologis siswa.
Dalam konteks sekolah penggerak atau penguatan Profil Pelajar Pancasila, diperlukan tim penyusun asesmen diagnostik di sekolah untuk memahami karakteristik siswa secara umum. Seluruh guru mata pelajaran perlu melakukan asesmen diagnostik karena siswa mungkin tidak menyukai atau memahami semua mata pelajaran yang diikuti. Beberapa siswa mungkin menyukai satu mata pelajaran tetapi kurang memahami yang lain, sehingga perlu pemetaan kemampuan kompetensi mereka.
Semakin banyak guru yang mengetahui pentingnya melakukan asesmen diagnostik dan melakukan asesmen diagnostik secara berkala, maka semakin banyak data yang terkumpul, yang berguna untuk memberikan layanan sesuai karakteristik siswa.
Pencapaian belajar siswa sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan sosial lingkungan mereka. Dengan demikian, dapat diidentifikasi siapa saja yang perlu dibantu dan instrumen apa saja yang harus disiapkan untuk menangani keterlambatan capaian pembelajaran.
Penulis bertanya: “Instrumen, parameter, atau alat ukur apa yang dapat digunakan dalam asesmen diagnostik mengingat kenyataan di lapangan dengan beragamnya karakteristik mata pelajaran dan kompetensi siswa?”
Secara umum, peta karakteristik siswa terkait mata pelajaran dapat diperoleh melalui asesmen diagnostik, meskipun tidak ada alat ukur yang sepenuhnya tepat karena kemampuan siswa berbeda-beda. Setiap tahun, sekolah akan memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga guru perlu menemukan atau memodifikasi alat ukur yang sesuai.
Sekolah diharapkan mampu membentuk tim yang melibatkan pemangku kebijakan, kepala sekolah, guru, dan orang tua untuk dilatih oleh instruktur dan didampingi oleh tim ahli dalam mempersiapkan asesmen, baik dalam aspek kognitif, psikomotor, apatif, dan lainnya.
Dengan asesmen diagnostik, kemampuan atau karakteristik siswa dapat mempengaruhi metodologi dan model pembelajaran yang diterapkan, sehingga sesuai dengan capaian pembelajaran terkini yang tidak hanya teoritis tetapi juga berfokus pada keterampilan dan sikap.
Asesmen diagnostik mengutamakan keberagaman siswa sesuai prinsip pendidikan sepanjang hayat. Guru sebagai fasilitator pembelajaran akan mudah menerapkan model pembelajaran terhadap beragam karakteristik siswa, seperti tutor sebaya dan peer teaching.
Tingkatkan Literasi, Info Pendidikan dan Diklat Bersertifikat 32JP gratis melalui Channel telegram “Info Diklat Gratis” link berikut https://t.me/infofreediklat32JP
Info Honorer,Tunjangan dan Sertifikasi melalui Channel telegram “Portal Berita Guru link berikut https://t.me/PortalBeritaGuru
Halaman Selanjutnya
Tidak ada metode atau model pembelajaran yang paling cocok atau terbaik