Kurikulum Merdeka, sebuah terobosan baru dalam dunia pendidikan Indonesia, membawa angin segar dengan mengusung pendekatan pembelajaran yang berpusat pada murid. Salah satu elemen penting dalam kurikulum ini adalah konsep asesmen yang berbeda dari sebelumnya.
Berbeda dengan sistem penilaian tradisional yang berfokus pada hasil akhir, asesmen dalam Kurikulum Merdeka dirancang sebagai bagian integral dari proses pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk:
- Mengembangkan potensi murid secara holistik: Asesmen tidak hanya mengukur pengetahuan akademis, tetapi juga karakter, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis murid.
- Memberikan umpan balik yang berkelanjutan: Asesmen dilakukan secara berkala untuk memantau kemajuan murid dan memberikan panduan bagi guru dalam menyesuaikan pembelajaran.
- Meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri murid: Asesmen yang dirancang dengan baik dapat membantu murid memahami kekuatan dan kelemahan mereka, sehingga mendorong mereka untuk terus belajar dan berkembang.
Fungsi Utama Asesmen dalam Kurikulum Merdeka:
Konsep asesmen dalam Kurikulum Merdeka memiliki tiga fungsi utama:
1. Asesmen sebagai Pembelajaran (Assessment as Learning)
Asesmen ini dilakukan selama proses pembelajaran untuk membantu murid memahami konsep dan materi pelajaran. Guru dapat menggunakan berbagai metode asesmen, seperti observasi, diskusi kelas, dan kuis formatif. Hasil asesmen ini digunakan untuk memberikan umpan balik yang cepat dan tepat kepada murid, sehingga mereka dapat segera memperbaiki kesalahannya dan melanjutkan pembelajaran.
2. Asesmen untuk Pembelajaran (Assessment for Learning)
Asesmen ini dilakukan sebelum dan selama proses pembelajaran untuk membantu guru dalam merancang pembelajaran yang efektif. Guru dapat menggunakan data asesmen untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, menyesuaikan materi dan metode pembelajaran, serta memilih sumber belajar yang tepat.
Halaman Selanjutnya