BeritaPelatihan

Model Pembelajaran yang Cocok Diterapkan di Abad 21

3. Pembelajaran berbasis masalah

Belajar dengan memecahkan masalah yang memiliki solusi terbuka melalui eksplorasi dan investigasi, sehingga dapat ditemukan banyak solusi.

Contohnya, mengatasi masalah pencemaran udara akibat asap kendaraan. Siswa bisa mengeksplorasi lingkungan, menggunakan sumber fisik dan digital, menggali pengalaman orang lain atau contoh nyata dari berbagai sudut pandang.

Siswa dilatih untuk menghasilkan gagasan baru, kreatif, berpikir kritis, dan berkomunikasi serta bersosialisasi dalam konteks pemecahan masalah.

4. Belajar mandiri (Self-Directed Learning/SDL)

SDL adalah proses di mana siswa memulai inisiatif belajar sendiri, dengan atau tanpa bantuan pihak lain. Siswa mendiagnosis kebutuhan belajar, merumuskan tujuan, mengidentifikasi sumber, memilih strategi belajar, dan mengevaluasi sendiri.

Misalnya, seorang siswa ingin menguasai cara melukis menggunakan software Corel Draw. Guru membantu merumuskan tujuan yang mendukung pencapaian tujuan tersebut. Siswa kemudian belajar mandiri melalui tutorial di YouTube, menerapkannya, dan mengevaluasi kemampuan mereka.

5. Pembelajaran kontekstual

Guru mengaitkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa sehingga mereka dapat menangkap makna dari yang dipelajari, menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman yang sudah dimiliki.

Contohnya, dalam pembelajaran tentang bentuk tulang daun, guru menugaskan siswa untuk mengeksplorasi melalui internet. Guru ingin siswa mendapatkan pengalaman bermakna dan menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata.

Pada PAUD dan kelas rendah, siswa mungkin memerlukan pengalaman langsung untuk membedakan kelenturan dan kekuatan tulang daun dari berbagai bentuk.

6. Bermain peran dan simulasi

Siswa diajak bermain peran dan meniru adegan, gerakan, model, pola, atau prosedur tertentu. Misalnya, seorang guru menggunakan video dari YouTube, dan siswa diminta mencermati alur cerita serta peran tokoh-tokohnya, lalu berlatih memerankan tokoh tersebut. Dalam bentuk yang lebih kompleks, siswa membuat cerita sendiri dan memperagakannya dengan bermain peran.

7. Pembelajaran kooperatif

Bentuk pembelajaran berdasarkan konstruktivisme, di mana siswa bekerja dalam kelompok kecil dengan tugas yang sama untuk mencapai tujuan bersama. Beberapa teknik pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Robert Slavin (1991) antara lain STAD, TGT, TAI, dan CIRC.

8. Pembelajaran kolaboratif

Belajar dalam tim dengan tugas yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kolaboratif lebih cocok untuk siswa dewasa. Kolaborasi bisa dilakukan dengan bantuan teknologi, seperti dialog elektronik dan teknologi untuk memonitor interaksi. Guru, ketua kelompok, pelatih online, atau mentor dapat memberikan fasilitasi.

9. Diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok kecil diorientasikan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman serta melatih komunikasi. Tujuannya adalah agar siswa memiliki keterampilan memecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan sehari-hari.

Diskusi kelompok kecil meningkatkan partisipasi siswa, melatih keterampilan berpikir, berkomunikasi, kepemimpinan, debat, dan kompromi. Jumlah peserta dalam kelompok diskusi biasanya antara empat sampai lima orang.

Itu tadi informasi yang dapat diberikan kepada para guru terkait dengan macam model pembelajaran abad 21 yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran.

Tingkatkan Literasi, Info Pendidikan dan Diklat Bersertifikat 32JP gratis melalui Channel telegram “Info Diklat Gratis” link berikut      https://t.me/infofreediklat32JP

Info Honorer,Tunjangan dan Sertifikasi melalui Channel telegram “Portal Berita Guru link berikut      https://t.me/PortalBeritaGuru

Shares: